Jumat, 28 Mei 2010

ORGANISASI DAN ADMINISTRASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH

ORGANISASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH
1.1. Pengertian
Pengertian umum organisasi adalah segenap proses kegiatan menata dan
rnembagi pekerjaan yang akan dilakukan, mengelompokkan orang-orang yang akan
mengerjakan pekerjaan tersebut, menetapkan wewenang dan tanggung jawab serta
hubungan antar unit-unit dan individu sebagai pelaksana dari pekerjaan itu untuk
mencapai tujuan tertentu dari organisasi tersebut.
Menurut Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah, Pekerjaan
mengorganisasi di Perpustakaan Sekolah adalah :
"Rangkaian kegiatan mengelompokkan pekerjaan serta orang yang akan
mengerjakan pekerjaan tersebut, menetapkan tugas, wewenang dan
tanggung jawab dari masing-masing individu dan menetapkan hubungan
antara unit-unit kerja yang ada untuk mencapai tujuan dari Perpustakaan
Sekolah".
Faktor-faktor adanya suatu organisasi terdiri dari:
a. Adanya sekelompok orang
b. Adanya tujuan yang akan dicapai
c. Adanya penataan kerjasama
d. Adanya fasilitas sekalipun fasilitas yang paling sederhana.
Perpustakaan Sekolah ditinjau dari struktur organisasinya dapat dibagi atas
dua kelompok:
a. Secara makro
b. Secara mikro
Organisasi Perpustakaan Sekolah secara makro menggambarkan kedudukan
Perpustakaan Sekolah dalam organisasi sekolah secara keseluruhan. Sedangkan
secara mikro organisasi Perpustakaan Sekolah menggambarkan kedudukan unit unit
kerja dalam keseluruhan organisasi Perpustakaan Sekolah.
Mengingat pentingnya fungsi Perpustakaan Sekolah sebagai instansi
pendidikan yang bersifat teknis edukatif, bersama-sama dengan unsur pendidikan
lainnya ikut menentukan berhasilnya proses pendidikan, maka kedudukan
Perpustakaan Sekolah harus secara jelas tergambar di dalam struktur organisasi
sekolah. Memang sampai sekarang belum ada struktur organisasi Perpustakaan
Sekolah yang baku, namun olah Pusat Pembinaan Depdikbud telah merintis usaha ke
arah pembakuan organisasi dan tatalaksana Perpustakaan Sekolah seperti terlihat
dalam bagan di bawah ini (Depdikbud Proyek Pengembangan Perpustakaan 1986 : 9-10) .
Secara Makro
Kepala Sekolah BP3
Dewan Guru
Perpustakaan
Laboratorium
Ketrampilan
TU
Lain- lain

Kepala Sekolah
Kep.Perpustakaan
Teknis Layanan
Pengadaan
Pengolahan
Penyusunan
Sirkulasi
Rujukan
Membaca

Kepala Perpustakaan Sekolah bertanggung jawab langsung kepada Kepala
Sekolah dan hubungan kerjasama dan konsultatif dengan Dewan Guru dan unit-unit
lannya.
1.2. Organisasi dan Tatalaksana
Organisasi dan tatalaksana Perpustakaan Sekolah menggambarkan
kedudukan Perpustakaan Sekolah sebagai:
1. Perangkat pendidikan di sekolah.
2. Unit pelaksana teknis pendidikan di sekolah
3. Mata rantai dalam sistem nasional layanan perpustakaan.
Ad. 1. Sebagai Perangkat Pendidikan di Sekolah.
a. Perpustakaan Sekolah merupakan bagian integral dari sekolah.
b. Perpustakaan Sekolah berfungsi sebagai pusat belajar mengajar, pusat
informasi, pusat penelitian sederhana dan rekreasi sehat melalui bacaan
hiburan.
c. Perpustakaan Sekolah harus jelas tergambar dalam kedudukannya sejajar
dengan sarana pendidikan lain di sekolah: laboratorium, keterampilan,
oleh raga dan kesehatan dan lain-lain.
Ad.2. Sebagai Unit Pelaksana Teknis Pendidikan di Sekolah.
a. Perpustakaan Sekolah dipimpin oleh seorang Kepala Perpustakaan yang
dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Kepala Sekolah. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala
Perpustakaan dibantu oleh tenaga pembantu sesuai dengan kebutuhan.
b. Perpustakaan Sekolah melaksanakan kegiatan teknis dan layanan
perpustakaan .
1. Kegiatan teknis meliputi :
- Pengadaan bahan pustaka
- Pengolahan bahan pustaka
- Penyusunan buku dan Kartu Katalog
- Perbaikan dan perawatan koleksi.
2. Kegiatan layanan perpustakaan, meliputi .
- Layanan sirkulasi (layanan peminjaman)
- Layanan buku rujukan (layanan referensi) dan informasi
- Layanan membaca.
1.3. Sebagai Mata Rantai dalam Sistem Pelayanan Perpustakaan
Sebagai mata rantai dalam sistim nasional layanan perpustakaan dalam
rangka meningkatkan kemampuan menyediakan dan menyebar luaskan informasi.
Perpustakaan Sekolah harus dapat membina dan menjalin kerjasama layanan
perpustakan dengan berbagai jenis perpustakaan serta dengan unit unit lainnya,
seperti
a. Perpustakaan Nasional Propinsi
b. Perpustakaan Umum Dati II, Kecamatan maupun desa
c. Perpustakaan keliling
d. Guru bidang studi
e. Organisasi masyarakat
f. OSIS, Pramuka, PKS, dll.
Pola layanan kerjasama dimaksud dapat terlihat pada bagan di bawah ini:

ADMINISTRASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH
2.1. Pengertian
Secara umum pengertian administrasi adalah segenap proses penataan
kerjasama dari sekelompok orang dengan menggunakan fasilitas dan perlengkapan
yang ada untuk memperlancar dan mengefisienkan pencapaian tujuan dari suatu
organisasi.
Menurut pendapat Rompas (1985: 12) Yang dimaksud dengan administrasi
Perpustakaan Sekolah adalah:
"Keseluruhan proses kegiatan yang dilakukan di perpustakaan dengan
menggunakan fasilitas yang ada untuk memperlancar dan mempercepat
tercapainya tujuan Perpustakaan Sekolah".
Semua bahan pustaka yang diterima di Perpustakaan Sekolah hendaklah
diadministrasikan dengan baik. Gunanya adalah :
a. Agar diketahui sumber atau asal datangnya bahan pustaka tersebut.
b. Agar dengan mudah diketahui jumlah bahan pustaka yang telah diterima di
perpustakaan baik jumlah judul maupun jumlah eksemplarnya
c. Agar diketahui jenis atau macam bahan pustaka yang telah diterima.

Sumber (asal) bahan pustaka dapat diperoleh melalui:
a. Pembelian
b. Hadiah/Sumbangan
c. Pertukaran
d. Titipan
Bila dianggap perlu buku administrasi penerimaan pustaka dapat dibuat untuk
masing-masing jenis dari sumber bahan pustaka tersebut.
2.2. Administrasi Pengolahan Buku
Sebelum bahan pustaka disusun ke dalam rak buku maka perlu diadakan
pengolahan.
Yang dimaksud dengan pengolahan buku adalah rangkaian pekerjaan dalam
mempersiapkan buku agar mudah diperoleh dan diketahui informasi yang ada di
dalamnya.
Administrasi pengolahan buku terdiri dari:
a. Inventarisasi (pembuatan Buku Induk), yaitu mencatatkan ke dalam Buku Induk
Perpustakaan, kekayaan koleksi dari sesuatu perpustakaan.
Cap Inventaris dan Cap Perpustakaan
Cara membubuhkan stempel
Halaman judul sebaiknya dibiarkan bersih dan tidak dibubuhi stempel.
- Stempel Inventarisasi dibubuhkan di belakang halaman judul pad a tempat
kosong.
- Stempel perpustakaan dicapkan di belakang kolom judul dan pada halaman
kode, umpamanya setiap halaman 25.
c. Klasifikasi, Yaitu menentukan subyek yang dimiliki buku yang dinyatakan dengan
notasi (angka klsifikasi). Notasi (angka klasifikasi) dicantumkan pada label buku
yang ditempelkan pada punggung buku. Ini sangat penting untuk
pengelompokan dan penyusunan buku di dalam rak buku agar mudah ditelusuri.
Bila perpustakaan sejak lama telah mengolah buku atau bahan pustakanya. agar
tidak terjadi duplikasi terhadap pekerjaan kalsifikasi dan katalogisasi, sebelum
buku diolah terlebih dahulu diadakan verifikasi (= melihat ke Kartu Shelf-list
apakah buku tersebut sudah pernah diolah). Untuk memudahkan, setiap buku
yang akan diolah diberi secarik kertas yang diberi nama "T. Slip" (Temporary
Slip). Bagi buku yang sudah pernah diolah, cukup dicatat pada T. Slip notasi (call
Number) dan No. Induk, Bagi buku yang belum pernah diolah, T. Slip dibiarkan
kosong. Buku-buku yang berbahasa Indonesia yang jumlahnya kurang dari
25.000 cuku dengan menggunakan Buku Pedoman Klasifikasi yang berjudul
"pengantar Klasifikasi Perpustakaan Dewey" karangan Drs. Towa.P. Hamakonda
MLS. Bila koleksi Perpustakaan Sekolah lebih dari 25.000 eks. Disarankan
menggunakan Dewey Decimal Classification (DOC)
d. Mengkatalogisasi, adalah memberi informasi singkat tentang buku baik dari segi
fisik dan subyeknya, yaitu pengarang, judul, edisi, imprint, kolasi dan jajakan.
Data tersebut diketik pada Kartu katalog ukuran 12,5 x 7,5 cm. Kartu-kartu yang
dibuat adalah : kartu Katalog Utama (Shelf-list), kartu katalog pengarang, kartu
judul, dan kartu katalog subyek.
e. Label Buku dan Sampel
Sesudah katalog buku selesai dikerjakan, buku dilengkapi dengan kantong buku,
label, tanggal kembali (due date). Untuk buku referensi tidak perlu dibuat
kantong buku, kartu buku dan due date slip buku referensi tidak untuk
dipinjamkan.
f. Filing dan Shelving
Kartu katalog pengarang, judul dan subyek difile menurut abjad. Cara filing boleh
cara kamus atau cara terpisah Buku-buku yang sudah selesai diproses, disusun
dalam rak buku menurut call numbernya yang dikatakan shelving.
g. Statistik Pengolahan
2.3. Administrasi Pelayanan
Yang dimaksud dengan pelayanan Perpustakaan Sekolah adalah memberi
bantuan kepada guru dan murid untuk mendapatkan bahan bacaan dan informasi
yang mereka perlukan. Pustakawan atau Guru Pustakawan Perpustakaan Sekolah
boleh sebagai penghubung antara koleksi perpustakaan dengan guru dan murid.
Kegiatan kerja pada pelayanan Perpustakaan Sekolah meliputi :
a. Mengatur layout ruangan
b. Memelihara susunan buku di rak
c. Menyusun peraturan dan tata tertib pelayanan
d. Menerima anggota perpustakaan
e. Melaksanakan peminjaman dan pengembalian buku
f. Memberikan pelayanan referensi dan informasi
g. Memberi bimbingan membaca
h. Menyusun statistik dan laporan pelayanan perpustakaan.
2.3.1. Peraturan dan Tata Tertib Pelayanan
Peraturan dan tata tertib pelayanan perpustakaan harus diperbuat dengan
lengkap dan jelas sehingga tidak ada keraguan bagi guru dan murid didalam
memanfaatkan jasa pelayanan perpustakaan. Perlu diperhatikan bahwa peraturan
dan tata tertib tersebut jangan sampai mempersulit atau memberi hambatan bagi
pemakai perpustakaan. Sebaliknya harus dapat mendorong para pemakai
perpustakaan mempergunakan kesempatan tersebut.
Peraturan dan tata tertib tersebut mencakup:
a. Jam buka perpustakaan
Jam buka perpustakaan perlu dipikirkan secara tepat sehinga dapat memberi
waktu yang cukup banyak bagi guru dan murid mempergunakan perpustakaan.
Janganlah hendaknya Perpustakaan Sekolah hanya dibuka pada jam istirahat
saja.
b. Keanggotaan
Sekalipun anggota Perpustakaan Sekolah terdiri dari guru dan murid namun perlu
dicantumkan didalam peraturan keanggotaan perpustakaan syarat-syarat yang
harus dipenuhi oleh setiap anggota.
c. Peminjaman Buku
Peraturan dan lata tertib peminjaman perlu disusun secaa jelas, yaitu :
1. Hari-hari (waktu) peminjaman
2. Lama peminjaman
3. Jumlah buku yang boleh dipinjam sekaligus
4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan peminjaman
Mengenai sistem peminjaman apabila buku-buku perpustakaan telah diolah
dan telah mempunyai Kartu buku dan Katalog buku, cukup dengan mempergunakan
Kartu buku saja. Untuk mencatatkan peminjam dan lamanya pinjaman.
Apabila buku-buku di perpustakaan masih kecil jumlahnya atau masih
berjumlah kurang dari 1500 eksemplar dan belum diolah menurut sistem yang
ditentukan, sistem pencatatan peminjaman cukup dengan mempergunakan buku
tulis saja

2.4. Administrasi Pemeliharaan Buku
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam Jemeliharaan buku dan
bahan pustaka lainnya, yaitu:
a. Buku kotor
b. Buku rusak
1. Kerusakan kecil
2. Kerusakan besar
c. Buku hilang
Ad.a. Buku Kotor
Terhadap buku yang dikembalikan siswa dalam keadaan kotor cukup diberi
peringatan agar menjaga keadaan buku.
Bila buku yang dikembalikan siswa keadaannya lebih kotor lagi umpamanya
buku dicoret dan ditulisi mungkin sanksi perlu diberikan, yaitu siswa tidak
diperkenankan meminjam buku dalam waktu tertentu.
Ad.b. Buku Rusak
Kerusakan buJ,u dapat dikelompokkan atas .
1. Kerusakan kecil, seperti .
- Buku kena air
- Halaman buku sebagian sobek
- Halaman/lembaran buku sobek atau lepas tetapi tidak hilang
- Lembaran buku lepas seluruhnya tetapi tidak hilang.
2. Kerusakan besar, seperti .
a. Halaman buku hilang
b. Buku terbakar atau kena air sehingga tidak bisa dipergunakan lagi.
c. Kerusakan besar lainnya.
Bagi buku-buku yang mengalami kerusakan kecil pada waktu dikembalikan, Guru
Pustakawan cukup memberi nasehat dan petunjuk agar selalu menjaga keselamatan
buku. Bila sudah berkali-kali diberi nasehat, diberi sanksi tidak boleh meminjam
buku untuk waktu tertentu.
Apabila terjadi kerusakan besar akibat kesalahan siswa, seperti buku hilang,
baik dipertimbangkan untuk meminta ganti buku yang hilang tersebut dengan
subyek yang sama dan dipertimbangkan pula keadaan buku yang hilang tersebut,
keadaan baru atau sudah lama dipakai sehingga dapat dipertimbangkan apakah si
siswa mengganti buku dengan buku baru atau membayar berapa persen dari harga
buku yang harus diganti.
Apabila buku yang hilang itu adalah buku fiksi (cerita) dapat diganti dengan
judul lain dan murid dapat memilih dari judul-judul yang disediakan guru
pustakawan agar si siswa tidak menggantinya dengan buku fiksi yang tidak sesuai
dengan Perpustakaan Sekolah.
Bagi buku-buku yang mengalami rusak kecil atau besar perlu dicatatkan
kedalam buku Administrasi Buku Rusak. Baik dipisahkan catatan kerusakan kecil dan kerusakan besar.
Bila pengganti adalah buku, ditulis judul buku pengganti tersebut.

2.5. Administrasi Keanggotaan
Keanggotaan Perpustakaan Sekolah utamanya ialah guru, murid dan pegawai
administrasi sekolah.
Buku Induk keanggotaan Perpustakaan Sekolah perbuat untuk:
a. Guru dan Pegawai
b. Murid
a. Buku Induk untuk Guru
2.5.1. Pernyataan menjadi anggota
Untuk menjdai anggota Perpustakaan Sekolah balik ditentukan persyaratan
sebagai berikut:
1. Guru, karyawan dan murid yang masih aktif di sekolah mendaftarkan diri di
perpustakaan.
2. Menyerahkan 1 lembar pasfoto ukuran 3 x 4 cm.
3. Memiliki kartu peminjaman
4. Bersedia mematuhi peraturan
Untuk menjadi anggota Perpustakaan Sekolah tidak perlu terlampau dibebani
dengan persyaratan-persyaratan yang memberatkan.
Bila guru, karyawan dan murid sudah terdaftar menjadi anggota
perpustakaan kepada mereka cukup berikan Kartu Peminjaman yang bentuk dan
ukurannya ima dengan Kantong buku.
Kartu Peminjam diserahkan kepada petugas pelayanan apabila akan meminjam buku
dari perpustakaan. Kedalam kartu peminjaman akan dipinjam setelah itu pada kartu
tersebut diisi identitas si peminjam. Dan bila aggota tidak ada meminjam buku,
Kartu Peminjaman berada di tangan peminjam
Pada Kartu Peminjaman diketik:
a. Nama (di bawah kata Perpustakaan)
b. Nomor anggota (sesuai pada Buku Induk guru dan murid)
c. Nama anggota
d. Kelas (untuk murid)
e. Berlaku tanggal
Masa berlaku kartu anggota adalah untuk satu tahun dan perbarui untuk tahun
berikutnya.

2.6. Laporan dan Statistik Perpustakaan Sekolah
Maju mundurnya pelayanan Perpustakaan Sekolah dapat dilihat dari data
statistik dan laporan dari perpustakaan itu sendiri.
Dalam kurun waktu tertentu perlu diketahui sejauh mana Perpustakaan
Sekolah telah dapat melaksanakan fungsinya dan hambatan yang dialami agar dapat
disusun perencanaan dan program pengembang-annya untuk periode berikutnya.
Hendaknya keadaan dari sesuatu Perpustakaan Sekolah berkembang maju. Bukan
tidak mungkin bahwa kelambanan perkembangan dari Perpustakaan Sekolah adalah
disebabkan pendataan dan penyampaian laporan perpustakaan tidak pernah dibuat.
Statistik yang harus dibuat adalah:
a. Statistik anggota
b. Statistik pengunjung perpustakaan.
c. Statistik buku yang dibaca
d. Statistik peminjaman
e. Statistik pelayanan referensi dan informasi
f. Statistik koleksi perpustakaan
g. Statistik buku yang rusak atau hilang.

Perpustakaan Sekolah Harus Jadi Alternatif Sumber Ilmu

Keberadaan perpustakaan sekolah tidak sebatas tempat penyimpanan buku paket pelajaran, tetapi justru harus mampu menyajikan alternatif sumber ilmu yang dibutuhkan dan selama ini sulit diakses siswa.
Terlebih lagi ada kecenderungan pola pengajaran di SD pada umumnya bersandar pada buku paket yang ditentukan sekolah. Ironisnya, sering kali buku paket tersebut hanya dari satu penerbit dan dipilih berdasarkan kedekatan pengelola sekolah dengan penerbit tertentu. Kondisi ini tidak memicu keinginan siswa untuk mencari sumber bacaan atau informasi di luar buku paket. Murid tidak mempunyai alternatif pengetahuan lain.
“Perpustakaan sekolah kerap tidak menjadi perhatian. Pernah saya melihat perpustakaan disatukan dengan laboratorium fisika dan tempat penyimpan alat olahraga. Padahal, sekolahnya terbilang bagus,” kata Ketua Departemen Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB-UI) Fuad Gani, Rabu (27/4), di sela-sela acara Pelatihan Manajemen Perpustakaan bagi Siswa dan Guru di Kampus UI Depok.
Bahkan, dalam penelitiannya pada Desember 2003, terungkap sekitar 20 persen siswa menyatakan sekolahnya tidak mempunyai perpustakaan. Dengan kata lain, dari 50 sekolah yang diteliti, delapan sekolah tidak memiliki perpustakaan.
Dia mengatakan, kualitas perpustakaan sekolah sangat bergantung pada komitmen kepala sekolah. Selama ini, kepala sekolah cenderung lebih tergiur membangun fasilitas sekolah seperti lapangan, membuat sekolah bertingkat, atau membeli pendingin ruangan, tetapi perpustakaan-terutama koleksinya-sering luput.
Fuad mengungkapkan, idealnya perpustakaan sekolah berisi buku pendamping. Buku juga harus lebih spesifik, yakni yang dibutuhkan anak untuk menunjang kegiatan belajar-mengajar tetapi sulit diakses anak, baik karena harga mahal atau terbatas. Sekolah tidak perlu ragu pula untuk menarik minat anak datang ke perpustakaan dengan menyediakan buku fiksi, komik, dan cerita rakyat yang bermuatan nilai positif.
Di Amerika misalnya, variasi sumber buku di perpustakaan SD rasionya sudah satu anak berbanding 40 judul buku. “Kalau di Indonesia masih jauh untuk mencapai angka itu. Jika dapat mencapai rasio satu berbanding lima saja sudah baik,” katanya.
Perpustakaan juga tidak sebatas koleksi cetakan, tetapi dapat diperluas medianya atau multimedia, seperti dilengkapi dengan audiovisual, digital, dan online.
“Perpustakaan sangat penting di tingkat SD. Pada masa itulah anak dapat dibiasakan kreatif mencari berbagai sumber informasi. Apalagi sekeluarnya dari lembaga pendidikan anak dihadapkan pada kenyataan di masyarakat yang sangat komprehensif dan perlu dilihat dari berbagai aspek,” kara Fuad. (INE)

Fungsi Manajemen Perpustakaan sekolah

Agar perpustakaan dapat dilaksanakan dengan baik dibutuhkan suatu manajemen yang baik pula. Pada prinsipnya tugas seorang kepala perpustakaan dapat dibagi dalam beberapa fungsi yang disebut POSDCORB yaitu akronim dari Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating dan Budgeting. Perencanaan (Planning), penetapan tujuan, penentuan strategi, kebijakan, prosedur dan dana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pengorganisasian (Organizing). Penentuan struktur formal dengan mengelompokkan aktifitas-aktifitas ke dalam bagian-bagian, koordinasi dan pendelegasian wewenang kepada individu-individu untuk melaksanakan tugasnya. Penyusunan personalia (Staffing). Penempatan staf pada berbagai posisi sesuai dengan kemampuannya. Fungsi ini mencakup kegiatan penilaian karyawan untuk promosi, transfer atau bahkan demosi dan pemecatan serta latihan dan pengembangan karyawan Pengarahan (Directing). Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan disusun personalianya, langkah selanjutnya menugaskan staf untuk bergerak menuju tujuan yang telah ditentukan.
Koordinasi (Coordinating). Pengkoordinasian berbagai kegiatan pada pekerjaan- pekerjaan.
Pelaporan (Reporting). Pimpinan harus selalu mengetahui apa yang sedang
dilakukan, karena itu laporan diperlukan.
Penganggaran (Budgeting) adalah pembiayaan dalam bentuk rencana anggaran
dan pengawasan anggaran.
Sebagian besar perpustakaan sekolah di Indonesia masih minim manajemen, sehingga belum bisa berjalan sebagaimana mestinya. Faktor minim manajemen tersebut berasal dari dua aspek. Pertama adalah aspek struktural, dalam arti keberadaan perpustakaan sekolah kurang memperoleh perhatian dari pihak manajemen sekolah. Kedua adalah aspek teknis, artinya keberadaan perpustakaan sekolah belum ditunjang aspek-aspek bersifat teknis yang sangat dibutuhkan oleh perpustakaan sekolah seperti manajemen sumber daya manusia, pendanaan, serta sarana dan prasarana.

Fungsi Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan Sekolah dalam perannya di dunia pendidikan mempunyai fungsi sebagai :
a. Pusat kegiatan belajar-mengajar untuk pendidikan seperti tercantum dalam kurikulum sekolah
b. Pusat Penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa mengembangkan kreativitas dan imajinasinya.
c. Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang (buku-buku hiburan)
d. Pusat Belajar Mandiri bagi siswa

fungsi-fungsi perpustakaan menurut jenisnya.

Dalam pengertian perpustakaan yang mutakhir ini juga tersirat fungsi perpustakaan pada umunya, yaitu sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan. Namun secara khusus,setiap jenis perpustakaan mempunyai fungsi masing-masing ,yang berbeda antara yang satu dan lainnya. Fungsi Perpustakaan Nasional RI berbeda dengan fungsi Perpustakaan Umum,fungsi Perpustakan Daerah berbeda dengan Perpustakaan Sekolah,fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi berbeda dengan fungsi Perpustakaan Khusus/Dinas. Karenanya berbeda-beda, maka masing-msing perpustakaan memiliki tujuan yang berbeda-beda pula yang harus dicapai oleh masing-masing jenis perpustakaan.
Marilah sekarang kita tinjau satu-persatu fungsi-fungsi perpustakaan menurut jenisnya.

Perpustakaan Nasional RI, menurut Keputusan Presiden nomor 11 tahun 1989,pasal 3 ,menyelenggarakan fungsi :
a.membantu Presiden dalam rangka merumuskan kebijaksanaan mengenai pengmbangan,pembinaan dan pendayagunaan perpustakaan.
b. melaksanakan pengembangan tenaga perpustakaan dan kerjadsama antara badan/lembaga termsuk perpustakaan didalam maupun diluar negeri
c. melaksanakan pembinaan atas semua ejnis perpustakaan di instansi/lembaga pemerintah maupun swasta yang ada dipusat ataupun didaerah
d. melaksanakan pengumpulan,penyimpanan, dan pengolahan bahan pustaka dari dalam dan luar negeri
e. melaksanakan jasa perpustakaan, perawatan danpelestarian bahan pustaka
f. melaksanakan penyusunan naskah bibliografi nasional dan katalog induk nasional
g. malaksanakan penyusunan bahan rujukan berupa indeks,bibliografi,subyek,abstrak dan penyususnan perangkat lumak bibiliografi.
h. melaksanakan jasa koleksi rujukan dan naskah
j. melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh Presiden

1.Fungsi Perpustakaan Daerah

Disamping,Perpustakaan Daerah yang merupakan suatu organaisasi dilingkungan Perpustakaan Nasional RI yang berada di daerah , menurut Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional RI nomor 001/Org/9/1990, tentang Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI, mempunyai fungsi :
a.mempersiapkan bahan perumusan kebijaksanaan pembinaan dan pengembangan perustakaan di daerah.
b.melaksanakan pembinaan dan pengembangan pada semua jenis perpustakaan di daerah
c.melaksanakan pengeumpulan, penyimpanan, dan pengolahan bahan pustaka
d.melaksanakan jasa perpustakaan, perawatan dan pelestarian bahan pustaka
e.melaksanakan penyususnan dan penerbitan bibliobgrafi daerah dan katalog induk daerah
f.melaksanakan penyususnan bahan rujukan berupa indeks,bibliografi,subyek, abstrak dan direktori
g.melaksanakan jasa informasi dan rujukan (referensi)
h.melaksanakan kerja sama antar perpustakaan di daerah
i.melaksanakan koordinasi dan evaluasi kegiatan perpustakaan di daerah
j.melaksanakan urusan ketatausahaan

2.Fungsi Perpustakaan Umum dan Keliling

Perpustakaan Umum baik yang berada di Daerah Tingkat II (Ibukota Kabupaten/Kotamadya), di ibukota kecamatan maupun yang berada di desa, menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor 9 tahun 1988 dan Instruksi Menteri Dalam Negeri nomor 21 tahun 1988, mempunyai fungsi :
a.menghimpun dan mengolah bahan pustaka dan informasi
b.memelihara danmelestarikan bahan pustaka dan informasi
c.mengatur dan mendayagunakan bahan pustaka dan informsi, sebagai pusat kegiatan belajar, pelayanan informasi, penelitian dan menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca bagi seluruh lapisan masyarakat

Perpustakaan Keliling berfungsi sebagai perpustakaan umum yang melayani kebutuhan informasi masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan perpustakaan umum. Pada hakikatnya fungsi Perpustakaan Keliling sama dengan Perpustakaan Umum . Perpustakaan Keliling merupakan kepanjangan layanan Peprustakaan Umum.

3.Fungsi Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan Sekolah menurut Keputusan Menteri Pendidiknan dan Kebudayaan nomor 0103/O/1981, tanggal 11 Maret 1981, mempunyai fungsi sebagai :
a.Pusat kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan seperti tercantum dalam kurikulum sekolah
b.Pusat Penelitian sederhana yang memungkinkan para siswa mengembangkan kreativitas dan imajinasinya.
c.Pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang (buku-buku hiburan)
Semua fungsi tersebut akan tergambar dalam koleksi pepustakaan bersangkutan.

pengertian perpustakaan

· Menurut kamus “ The Oxford English Dictionary”,kata “library” atau perpustakaan mulai digunakan dalam bahasa Inggris tahun 1374, yang berarti sebagai “ suatu tempat buku-buku diatur untuk dibaca, dipelajari atau dipakai sebagai bahan rujukan”.

· Pengertian perpustakaan ini pada abad ke-19 berkembang menjadi “ suatu gedung,ruangan atau sejumlah ruangan yang berisi koleksi buku yanng dipelihara dengan baik,dapat digunakan oleh masyarakat atau golongan masyarakat tertentu.

· Dalam perkembangannya lebih lanjut, pengertian perpustakaan memperoleh penghargaan yang tinggi, bukan sekadar suatu gedung yang berisi koleksi buku yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

· Pada tahun 1970, The American Library Association menggunakan istilah perpustakaan untuk suatu pengertian yang luas yaitu termasuk pengertian “ pusat media, pusat belajar, pusat sumber pendidikan, pusat informasi, pusat dokumenstasi dan pusat rujukan “.

· Dalam pengertiannya yang mutakhir, seperti yang tercantum dalam Keputusan Presiden RI nomor 11, disebutkan bahwa “ perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestarian bahan pustaka sebagai hasil budaya dan mempunyai fungsi sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional.

Profil

Nama : Gempar
TTL : Sintong/12-12-1988
Jenis Kelamin : Laki-laki